Minggu, 02 Juni 2013

Mistic Tempat Bersejarah di Semarang . . .


Mistic Di Balik Tempat Bersejarah di”Semarang”

“Lawang Sewu, Museum Perjuangan, Tugu Muda, Kota Lama”

Sabtu itu sekitar pukul 21.00 WIB gua dan teman cewek gua sebut saja Agatha Armadhea atau bisa dipanggil Dhea, makhluk asing dari lapindo “Siduarjo” anak pertama dari 4 bersaudara, dimana adeknya 2 cewek sama 1 anak bontot itu , yang seharusnya dia itu masuk jurusan kedokteran, cuman emang kemauan kerasnya masuk Geologi sampe-sampe dia ngajuin proposal ke bapaknya buat ngijinin dia gak ngambil kedokteran, dan akhirnya dia berhasil juga masuk Geologi “ok itu hanya cerita awal”.

Jadi malam itu kita berdua emang mutusin buat hunting foto seputar tempat-tempat bersejarah di Semarang yang terkenal dengan mistisnya. Akhirnya tempat awal yang kita datengin adalah Tugu Muda. Tugu Muda adalah monumen yang sangat bersejarah di kota ini, tugu ini dibuat sebagai penghormatan atas jasa-jasa pahlawan yang telah berjuang mati-matian saat pertempuran 5 hari di Semarang. Tugu ini menggambarkan tentang semangat juang para warga Semarang khususnya para pemuda yang mengorbankan jiwa raganya tak lain untuk mempertahankan Kemerdekaan Indonesia.

image

Tugu Perjuangan 5 Hari Semarang

Tugu ini sendiri mengandung penuh makna bersejarah, dari bentuknya yang seperti lilin mengandung makna bahwa semangat para pejuang saat itu tak pernah padam dan tak gentar sedikitpun dalam melawan penjajah. Bentuk Tugu muda merupakan tugu yang berpenampang segi lima. Terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu landasan, badan dan kepala. Pada bagian kaki selain terdapat 5 simbol pancasila dibawahnya terdapat 5 relief cerita perjuangan saat itu, dimana pada 5 relief tersebut digambarkan tentang visualisasi kondisi yang berbedaimage

Relief Hongerodeem #relief1 …

image

Relief Hongerodeem … #relief1

Relief ini menggambarkan tentang kondisi penjajahan Jepang dan Belanda, dimana rakyat saat itu sungguh sangat menderita, dan banyak dari mereka yang mati mengenaskan karena kelaparan, dan mayat-mayat dari korban dibiarkan membusuk tanpa dikubur secara kemanusiaan, adapun yang masih hidup banyak yang terkena hongerodeem atau busung lapar karena memang penjajah menyekap rakyat saat itu untuk dijadikan sandera sekaligus budak yang dipaksa kerja tanpa ada imbalan.

image

Relief Pertempuran #relief2

Relief ini menggambarkan betapa besarnya perjuangan rakyat saat itu, walau hanya bermodalkan bambu runcing, tak ada gentar sedikitpun untuk melawan penjajah, yang ada di benak di hati adalah mempertahankan Republik Indonesia.

image

Relief Penyerangan #Relief3

image

Relief Penyerangan #Relief3

Menggambarkan perlawanan rakyat Indonesia terhadap penjajah supaya lepas dari belenggu penjajahan.Walaupun hanya dengan senjata bambu runcing dan dengan sejata rampasan dari penjajah kita melawan, juga dengan tajamnya mata golok yang di hantamkan.

image


Relief Korban #relief4

image


Relief Korban #relief4


Relief ini menggambarkan banyak rakyat kita yang menjadi korban pada pertempuran 5 hari di Semarang, ada yang kepalanya dipenggal, dibrondong dengan peluru, ditusuk habis-habisan, dan dengan cara yang tidak berperikemanusiaan. Tapi satu hal, nyawa-nyawa yang melayang tidaklah sia-sia, karena wujud pengorbanan mereka dibalas dengan Kemerdekaan.

image

Relief Kemenangan #relief5

image


Relief Kemenangan #relief5

Relief ini menggambarkan kemenangan rakyat dari penjajahan, bahwa tidak ada yang sia-sia akan nyawa-nyawa yang melayang saat pertempuran, alhasil perjuangan seutuhnya dibayar dengan kemerdekaan. Rasa cinta tanah air yang diajarkan harusnya menjadikan kita cinta akan bangsa ini, dan membuat kita tak lupa akan sejarah yang penuh perjuangan.

image

Interaksi dalam medan …

image


Duplikat 5 bambu runcing, mengartikan pertempuran lima hari di Semarang

image

Peresmian pembangunan taman Tugu Muda …

Resonansi yang ditimbulkan dari lokasi ini memang sangat abstrak, karena pada dasarnya lokasi ini merupakan tempat penggambaran pertempuran lima hari antara rakyat kita dengan penjajah, yang jelas banyak sekali korban yang berjatuhan saat itu yang dibiarkan begitu saja hingga membusuk dan jalanan disimbahi dengan darah kematian, bau anyir yang ditimbulkan dari lokasi ini menandakan bahwa darah rakyat maupun penjajah sudah bercampur dengan tanah, hingga pertempuran 5 hari Semarang selesai barulah jenazah dimakamkan, itupun banyak yang tidak dalam keadaan utuh. Yang dirasakan pada lokasi ini adalah penderitaan mendalam, betapa kejamnya penjajah saat itu, betapa menderitanya rakyat kita saat itu, rasa dendam, perih, dan tangisan tiada henti dapat dirasakan pada lokasi ini, bahwa tidaklah mudah para rakyat kita melawan penjajah meski harus banyak nyawa yang melayang.

Selain tugu muda, tempat bersejarah yang senantiasa berdampingan adalah bangunan Lawang Sewu, bangunan bersejarah ini memang sudah sangat terkenal, bangunan ini merupakan bangunan bersejarah yang di bangun oleh pemerintah kolonial Belanda. Mengapa dinamakan Lawang Sewu? ini adalah sebutan dari masyarakat sekitar karena pada dasarnya bangunan ini banyak sekali pintu-pintu pada setiap ruangannya, meskipun pintu tersebut jumlahnya tidak mencapai 1000 pintu, kemudian bangunan artistic ini mempunya jendela yang tinggi dan lebar, sehingga warga menyebutnya lawang, itulah asal nama dari Lawang Sewu sendiri. Bangunan ini setelah kemerdekaan digunakan sebagai kantor Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI) atau sekarang lebih dikenal dengan PT KAI, selain itu pernah dipakai sebagai kantor Kodam 1V/Diponegoro, dan Kantor Wilayah Kementrian Perhubungan Jawa Tengah. Bangunan bersejarah ini menjadi saksi bisu atas pertempuran lima hari di Semarang, dimana rakyat dan pemuda melawan tentara Jepang saat itu. Saat ini bangunan tua tersebut telah mengalami tahap konservasi dan revitalisasi yang dilakukan oleh Unit Pelestarian benda dan bangunan bersejarah PT Kereta Api Persero sebagai tempat wisata bangunan bersejarah di Semarang.

image

Panorama Lawang Sewu di Malam Hari …

image


Tugu Muda dan Lawang Sewu …

image

Lawang Sewu at the Night

Bangunan 2 lantai dengan bawah tanah sebagai pendingin ini mempunyai unsur mistic yang kental, walaupun pada zaman kolonial penjajahan Belanda Lawang Sewu digunakan sebagai administrasi kereta api, dimana pada lantai 2 terdapat 2 ruangan bersebelahan,yaitu ruang tempat kerja dan hall untuk pesta, apabila kita masuk ke dalam ruangan sebelah kiri yang lebih dikenal dengan pintu gerbong kereta api, resonansi yang ditinggalkan adalah para pegawai saat itu yang bekerja di administrasi kereta api pada zamannya, dimana mesin untuk mengetik adalah mesin ketik, resonansi masa lalu yang ditimbulkan berupa suara berisik orang yang sedang mengetik, dan yang bekerja pada tempat ini adalah warga sipil yang di rekrut oleh Belanda saat itu, sedangkan pada hall tempat pesta merupakan lokasi pesta pemerintah Belanda, yang dapat didengar pada ruangan ini adalah musik yang menelimuti lokasi ini, serta huru hara pesta pada saat itu, banyak noni yang dapat ditemui pada lokasi ini, serta putri putri kerajaan dari inggris bahkan portugis yang ikut serta berpesta pada ruangan ini.

image

Dhea sedang berkomunikasi dengan makhluk astral yang ada …

Namun pada penjajahan Jepang lawang sewu dialihfungsikan, yakni pada ruang bawah tanah yang semula dijadikan tempat pendingin ruangan diubah menjadi penjara tempat penyiksaan pejuang kita saat itu. Aura mistic yang ditimbulkan dari ruang bawah tanah lawang sewu sangatlah kental dengan rasa kemarahan, rasa dendam, perih, dan rasa sakit yang mendalam. Betapa tersiksanya rakyat yang dipenjarakan pada saat masa penjajahan Jepang, ada yang dinamakan dengan penjara jongkok, dimana penjara tersebut tak lebih dari setengah meter tingginya dan sangatlah sempit, kamudian disana diletakkan tahanan sipil dalam keadaan jongkong dan diisi 3 sampai 4 orang pada setiap petaknya, kemudian penjara ditutup dengan jeruji besi, dan terlihat seperti kolam yang kemudian diisi oleh air, terendam, dan hanya kepala saja yang kemudian dibiarkan bernafas, menjadikan rakyat kita saat itu dibunuh pelan-pelan dengan kondisi tersebut tanpa diberi makan, buang air ditempat, dan kemudian meninggal dalam kondisi mengenaskan, dan ketika mati dibuang di tempat pembuangan air yang mengarah ke selokan yang ada di lokasi sebelah bangunan lawang sewu. Kemudian di ruang bawah tanahpun terdapat penjara berdiri, dimana tahanan disekap berdiri, ditumpuk hingga 5 orang, tanpa busana, dengan kaki, tangan dan kepala terikat oleh kawat, maka dari itu apabila menggeretak maka terlukalah bagian badannya, dan pada akhirnya semuanya mati karena kelaparan dan kesulitan bernafas. Ada satu ruangan tempat penjagalan, ini merupakan tempat eksekusi untuk para warga kita yang mempunyai ilmu kebatinan, dimana saat tertembak maupun dipenggal badan akan bersatu kembali, maka dari itu cara Jepang mengatasi hal ini adalah memenggal bagian tubuh dan kemudian diletakkan pada dua tempat atau kolam yang berisikan pasir yang berbeda, maka bagian tubuh tersebut tidak dapat bersatu kembali. Begitu kejamnya penjajah saat itu, sungguh mengenaskan rakyat yang mati di penjara bawah tanah. Tapi satu hal yang benar-benar menggetarkan hati, bahwa rakyat sipil yang dipenjara benar-benar membela Republik Indonesia sampai mati, sebenarnya bisa saja mereka lepas dari penjara apabila membocorkan rahasia besar bangsa Indonesia, namun tidak semudah itu, rasa cinta tanah air mereka tunjukkan dengan penuh ketulusan, yang ada di benak mereka “Merdeka atau Mati” dan itu adalah mutlak.

image


Lawang Sewu at the night …


Apa yang kalian tau tentang orbs?

Apa benar itu pengindikasi atau bentuk lain dari makhluk astral?

Dua pertanyaan itu mungkin sudah populer di masrakat, kalau menurut gua sendiri, orbs itu bentukannya bulat memiliki warna transparan yang merupakan transformasi dari makhluk astral yang tertangkap oleh lensa kamera. Kalau masalah bener apa salah itu balik lagi ke masing-masing orangnya, yang jelas gua setuju dengan itu. Makhluk astral atau makhluk halus mempunyai frekuensi tertentu, dan gelombang tersebut dapat tertangkap dan terekam oleh lensa kamera tertentu yang mempunyai pixel yang cukup, dan pada foto-foto yang ada di artikel ini, yang terdapat bulatan bulat transparan, itulah yang dinamakan orbs, tidak sembarang makhluk halus yang bisa membentuk orbs, hanya makhluk astral yang mempunya frekuensi yang kuatlah yang bisa muncul, baik itu membentuk orbs yang merupakan transformasi awal, maupun membentuk etioplasma atau tranformasi selanjutnya yang berupa asap yang mulai membentuk bentuk dari makhluk astral.

image


Lawang Sewu at the night … #orbs

image


Lawang Sewu at the night …

image


Lawang Sewu at the night … #orbs

image


Lawang Sewu at the night … #orbs

image
Kereta Uap zaman Penjajahan Kolonial Belanda …
#orbs


image


Kereta Uap zaman Penjajahan Kolonial Belanda … #orbs


image

Gedung Pemerintahan Kota Semarang, sebelahan sama Lawang Sewu

image


Museum Perjuangan tepat di depan Tugu Muda …

image


Museum Perjuangan tepat di depan Tugu Muda …

image

Kali tempat pembuangan mayat dan bagian tubuh manusia pada zamannya…

Sebenernya lokasi di seputar Tugu Muda, Lawang Sewu, Museum Perjuangan, itu sudah di protect sendiri oleh tokoh setempat, sehingga aura negatif yang ditimbulkan oleh bangunan bersejarah ini tidak sampai keluar dari batas yang sudah ditentukan, sehingga wisatawan maupun warga yang lewat itu akan tetap enjoy dalam berwisata maupun berkendara. Pada setiap sudut bangunan dipasang tameng penghalang, yang membuat makhluk astral yang berada di dalam Lawang Sewu tidak dapat keluar pada batas yang ditentukan.

image

Orbs biru yang kita interpretasikan sebagai benda pusaka, salah satu tameng yang di tanam di sudut bangunan tua tersebut.

Banyak cerita yang kita dapat pelajari dari bangunan bersejarah tersebut, menjadi cerminan buat untuk kita yang seharusnya bisa membuat bangsa ini bangga, karena asasnya kita sudah merdeka, sudah tidak ada lagi penjajahan, pembunuhan berantai, penyiksaan yang berlarut, dan segala hal yang merujuk kepada ketakutan, tanamkan pada jiwa kita sebuah keberanian, sebagaimana para pejuang yang tak gentar sedikitpun melawan penjajah, satu hal yang mereka tanamkan “Merdeka atau Mati”, maka dari itu komitmen dan loyalitas kita senantiasa membela bangsa sangatlah penting.


Salah satu stasiun terbesar di Semarang …

Setelah ini gua ajak Dhea ke satu tempat lagi, yaitu kota lama … Dimana kalau menurut gua bilang, kota lama dulunya dipakai sebagai pusat perbelanjaan, pusat kuliner, atau merupakan pusat perdagangan. Akhirnya kita sampe juga ke kota lama, dan sesampainya disana Dhea sempat ketakutan, karena intensitas makhluk astral disana memanglah cukup ekstream, dikota tua ini sendiri terdapat sebuh lokasi tempat pembuangan mobil bekas kecelakaan, dimana pada lokasi tersebut makhluk astral sangatlah ekstream menampakan eksistensinya. Makhluk astral pada lokasi ini sangatlah beragam, mulai dari yang tidak ada bagian tubuhnya, cuma bagian tubuhnya aja, mukanya ancur bahkan tidak berupa, dan segala bentuk ada disini. Maka dari itu kita memutuskan buat segera keluar dari wilayah gedung ini karena memang kondisi fisik kita sudah benar-benar sakit karena intensitas yang besar dengan volume yang kuat, yang menyebabkan kita tidak dapat menahan frekuensi yang ada. Akhirnya kita mututsin buat balik dan beristirahat ke kosan masing-masing.


Bagian Sudut dari Kota Lama …


Salah satu gereja yang beradadi Kota Lama . .

Banyak pelajaran dari perjalanan ogut sama Dhea, dan yang jelas ini merupakan berharga, kita jadi paham tentang arti perjuangan, betapa kejamnya para penjajah saat itu dan betapa gigihnya rakyat Indonesia merebut kekuasaan. Rasa berani dan cinta tanah air yang harus kita tanamkan dalam-dalam, selama era masih belum berakhir, dan waktu akan terus bergulir, maka tetap jagalah bumi Nusantara yang sudah diperjuangkan dengan mengorbankan ceceran darah, jutaan luka, dan nyawa sebagai taruhannya. Apalagi kita sebagai anak muda seharusnya tau apa yang mesti kita lakukan untuk negeri ini di masa ini, kita harus melihat bahkan dulu saja pemudalah penggerak dari perang, dan sekarang pemuda pulalah yang harus merubah bangsa ini ke arah yang lebih baik. Selalu ingat kata Bung Karno “JasMerah, Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah” kata tersebut mempunyai makna mendalam, sebegitu pentingnya sejarah karna asal kita harus tau, sejarah merupakan identitas bangsa, identitas perjuangan, yang menjadi acuan sebagai pembelajaran generasi masa depan. Jayalah Negeriku Jayalah Indonesiaku.

Ok, itulah cerita kita tentang beberapa tempat mistic bangunan bersejarah di Semarang, semoga bermanfaat, apabila ada redaksi yang kurang berkenan mohon dimaafkan, semata-mata ini adalah kreasi dari penulis. See u next trip.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar