Rabu, 07 Januari 2015

Hening Part 1

Aku terlahir sama, namun terkadang dianggap berbeda.

Sebagai manusia aku tidak perlu diperlakukan spesial atau ditakuti, aku hanya ingin berteman dengan apa adanya tanpa menyangkutpautkan hal lain yang dianggap olehnya mengganggu. Mungkin terlalu banyak analisa yang aku buat, saking banyaknya terkadang hal itu tidaklah penting untuk didengar, semuanya terasa hambar dan seakan tak bermanfaat sama sekali.

Mencoba menelaah suatu kejadian, mencoba memberikan hikmah pada suatu peristiwa, mencoba membantu membenarkan apa yang kurang tepat, terkadang hal itu membuat kepala ini semakin geram, hati dan pikiranpun terlalu banyak berkompromi. Begitu banyak pilihan, hingga pada akhirnya keputusan akhir mencuat ke permukaan.

Tak puas dengan apa yang nampak, seakan telaahan membuatku banyak bertanya, seakan aku terus berasumsi untuk mendapatkan mana yang tepat untuk diterima, dicerna, dan diterangkan.

Berada di dunia 3 dimensi adalah hal yang sewajarnya, namun terkadang aku melewati batas daya logik, terbang menyeberangi dimensi lain kadang terlihat menarik, namun tak semerta merta semua berpindah ke dimensi ke 4. Aku hanya menerawang dan mengamati dimensi itu dari pertengahan dimensi diantara keduanya.

Seperti yang aku lihat di kartun televisi rumahku, setiap orang pergi dengan digimonnya dan mereka bisa berevolusi, setiap orang mengeluarkan jurus untuk memanggil kyubinya, aku senang menonton film kartun ini bukan karna ini adalah kartun, tapi disini nampak jelas ada makna terdalam yang ingin disampaikan bahwa manusia tidak hidup sendiri di dunia ini.

Entahlah apa yang sedang aku tulis ini, tapi ini adalah cerita awal untuk memulai cerita selanjutnya, aku lupa memperkenalkan diri, tapi nanti saja, mungkin kalianpun tidak ingin mengetahuinya ????????????????............................................................................