Jumat, 26 Juni 2015

PENDAKIAN GUNUNG PRAU 2015


PENDAKIAN GUNUNG PRAU II

Mt Prau 24-Mei-2014-take by Anisa Della

11-06-2015, 00.36 WIB - Sumurboto 1/13

Malam ini rasanya gue pengen bercerita, tentang perjalanan yang membuat semua belajar arti sabar, arti berjuang, saling menyemangati, saling percaya bukan merendahkan, bersama semuanya menjadi berarti. Gue pengen bercerita tentang bintang-bintang yang saling bercengkrama malam itu, sejuknya angin yang merasuk kedalam tubuh waktu itu, begitu hening, tenang, meredakan hati yang sedari kemarin memberontak, alam begitu mengerti, tapi bukan ia yang memberi, karna ia adalah makhluk, maka bersyukurlah pada Sang Pemberi, Dialah Allah SWT.

23-Mei-2015, 20.30 WIB, Tembalang Selatan, Banyumanik Semarang.

Perjalanan akan segera dimulai, malam ini gue bakal pergi mendaki menuju tempat yang satu tahun lalu gua datengin, entah kebetulan atau ini udah takdir, tapi gue rasa semua yang terjadi memang sudah dituliskan olehNya, tepat setaun yang lalu ditanggal yang sama gue mendaki gunung ini, gunung yang mempunyai panorama yang begitu indah, menyimpan cerita dan sejuta cinta, Gunung Prau, Dieng, Jawa Tengah.

Malam ini gue bakal mendaki ber-8, Gue, Roi, Ari, Adel, Terena, Debby, Aini, dan Fita. Kali ini gue bakal nemenin 7 orang calon dokter yang lagi ngebet naik gunung.

Lembayung pagi, Mt Prau 24-Mei-2015.

“Naik gunung sekarang udah jadi kekinian. Tetep jaga ibadahnya ya bro, jangan sampe yang katanya mau menikmati alamNya malah lupa sama Tuhan. Keep safety juga ya, pergi ke gunung jangan disamain kayak pergi ke mall. Bawa barang yang sekiranya berguna, keselamatan tetep yang pertama, puncak itu bonus. Coba belajar etika, estetika, karna gunung adalah tempat yang sunyi , tenang, yang tak biasa dengan keramaian, jadi sopan santunnya dijaga ya :) dan yang terpenting sampahnya dibawa pulang, gunung bukan tempat pembuangan akhir brur.”-geopacker.

Jejer Belakang (Adel, Roi, Ari), Jejer Depan (Fita, Aini, Gue, Debby, Terena) 

Lets see, gue kenalin kalian sama mereka,  “Wizurai Hakim” alias Roi (kacamataan), manusia satu ini yang bakal nyetir mobil dari Semarang-Wonosobo dan baliknya giliran gue yang bawa, orang terbawel sepanjang perjalanan ya dia :(, “Ari Wibawa” alias Ari, cah Semarangan yang kerjaannya olahraga Yoga sama Roi, dialah partner setia Roi, dua-duanya sama-sama berisik tapi asik, “Rohedy Adlina Mizani Jodisaputra” alias Adel, ternyata dia adalah temennya temen gue di geologi (Soma Gotama) orangnya pemikir banget, tapi itu penting, karna tanpa berpikir kita gak bakal tau apa yang harus dilakuin dan disiapin buat ngadepin pendakian malem itu, “Debby Fatmala”, cewek satu ini juga ternyata temennya temen gue anak Sipil (Rheza Surya) dan katanya sih lagi deket sama Asraf temennya eza ya temen gue juga (dunia begitu sempit) dia ini anak Maladica (MAPALA Kedokteran Undip), “Nur Aini” cewek Jepara yang protes waktu gue panggil dia dengan panggilan “Nur”, dia udah pacaran 7 tahun sama anak Teknik Elektro, tapi mereka LDRan, jadi masih ada kesempatan buat kalian yang mayu pdktin, bagaimana kelanjutan hubungan mereka? liat episode selanjutnya, “Ferdina Meita” alias Fita mungkin dia adalah pelengkap Roi sama Ari, bawelnya sama dan dia sama-sama pecinta anak Teknik Elektro sama kayak Ainun, tapi kesabarannya buat mendaki ok juga. And the last sahabat karib gue, temen se SMA yang sebenernya dia orang yang minta gue buat ikut nemenin mereka ngedaki G.Prau, panggil aja dia emak atau Tere atau Chintya yang punya nama lengkap Terena Chintya, dan hubungannya sama cowok katanya sih lagi complicated, muehehehe.

Cah Kedokteran sama Cah Teknik (Mungkin Jodoh) (?) #Lupakan.

Berangkat ………………….. !!! 

23-Mei-2015, 22.00 WIB, Alun-alun Temanggung.

Rehat sebentar di alun-alun, isi perut biar kenyang.

24-Mei-2015, 01.30 WIB, Pos Pendakian Gunung Prau.

Musim panas artinya Dieng bakal mencapai titik dinginnya. Setibanya di basecamp dan melakukan registrasi, kami mutusin buat stay dulu sebentar, gak mungkin mendaki jam segini, karna kalaupun mendaki sekarang dan kami tiba di puncak jam 03.30 WIB itu artinya bunuh diri, bisa-bisa semuanya kena hiportemia karna rombongan ini gak bawa tenda yang memadai.

Mt. Prau 1 tahun silam … 24-Mei-2014.

Dibandingin dua taun yang lalu insfrastruktur yang ada di basecamp G.Prau “Petak Banteng” sekarang udah berkembang pesat, nampaknya sudah banyak kemajuan secara signifikan di pariwisata Indonesia akhir-akhir ini. Banyaknya televisi yang menyiarkan wisata Tanah Air membawa manfaat tersendiri untuk dunia pariwisata, salah satunya pariwisata di Dieng. Sejak 2 bulan lalu lokasi pendakian Gunung Prau ini sudah didatangi lebih dari 3000 pendaki, sungguh angka yang fantastis. Oh iya, biaya registrasi perorang sekarang udah jadi Rp.10.000, tapi dengan biaya ini gua rasa setimpal dengan fasilitas yang sudah disediain. Buat ngedaki gunung prau sekarang ini, tanpa bawa logistik yang bayakpun gue rasa masih bisa bertahan hidup, karena sekarang sampe sebelum hutan cemara warga sudah banyak mendirikan warung-warung. yang ngejual kucingan, cemilan, ciki, dan minuman hangat bahkan buah-buahan, lengkap sudah Prau sekarang.

Sunerise 24-Mei-2015

24-Mei-2015, 02.30, Pos Pendakian Prau.

Setelah sejam menunggu, tiba saatnya gue dan temen-temen buat berangkat, Lets Go Baby …

Sebelum mendaki biasain buat berdo’a, karna Tuhan akan menjaga hamba yang mau meminta padaNya dan berserah diri. Dalam diskusi kami sepakat untuk saling menunggu bila ada yang kelelahan, buat saling menyemangati bila yang lain sudah kecapean, mungkin ini adalah pendakian pertama buat Roi, Ari, Tere,Fita, Aini, dan Adel, sedangkan gua dan Debby setidaknya kami pernah mendaki gunung, tapi buat gue itu sama aja, karna … you’ll never know what will happened, jadi persiapin semua yang harus disiapin, alam gak sebaik yang kamu fikir, ia mempunyai siklus hidupnya sendiri, tapi alam selalu berkabar bila ia sedang dalam kondisi buruk, maka saling memahamilah sesama ciptaanNya.

Prau Masih Sepi, 24-Mei-2014 

Alhamdulillah cuaca malam itu begitu cerah, bulannya cantik, bintangnya begitu terang, seakan Tuhan mengiyakan untuk kami mendaki malam ini, so Romantic.

Gunung Prau kalau menurut gua cuma punya 2 pos, pos pertama itu dari basecamp sampe ke awal penjagaan pertama, pos pertama ini ada pengecekan tiket, memastikan bahwa kita adalah pendaki yang legal, ya setidaknya terdaftar di pos pendakian dan penjaga bertugas sebagai petunjuk arah menuju trek selanjutnya. Hal ini penting dilakuin karna untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, misalnya nyasar atau salah jalan.

Kombinasi yang menakjubkan, Subhanallah …

Dari pos pertama kita akan mulai mendaki menuju hutan cemara, nah disini kita bakal ngelewatin kebun warga dan faktanya adalah sekarang udah banyak berjejer warung warga yang udah gue ceritain tadi.

Semakin menanjak, tempo pendakian harus dijaga, yang jelas pasokan oksigen bakal semakin berkurang, jadi kita harus bisa menyesuaikan dengan suhu dan tekanan yang ada. Yang jelas naik gunung bukan balap-balapan nyampe puncak, tapi gimana caranya kita menikmati dengan apa yang sudah disediakan alam dan bersyukur bahwa Allah lah yang membuat ini semua terlihat indah.

Bukit Teletubis .

Setelah melewati kebun warga kami bergegas langsung naik menuju hutan cemara, disini harus ekstra hati-hati dan dibutuhkan sedikit tenaga yang lebih, karna dengan trek yang cukup terjal, kaki, tangan, mata harus cukup fokus buat ngelewatin trek ini. 

Disini semuanya bakal belajar bersabar dan berusaha, gak peduli cewek atau cowok, yang jelas kita harus bisa memaksimalkan tenaga yang ada, kemampuan yang ada, tanpa meminta bantuan dari siapapun, dan disinilah sisi jahat gue muncul yaitu ngebiarin para cewek buat bergerylia sendiri naikin batu.

Di gunung gak boleh ada anak manja, yang ngerenge gak bisa naik padahal cuma naikin batu yang gak begitu terjal, ini adalah salah satu konsekuensi menjadi pendaki. Satu prinsip yang gue pegang adalah, pada saat lu meremehkan seseorang dan membantunya itu artinya lu udah mengakhiri perjuangannya untuk melawan batas kemampuan dirinya sendiri, karena pada saat dia bisa malakukan sesuatu diluar nalarnya bakal muncul suatu adrenalin bahwa dia bisa melakukannya sendiri dan itu seutuhnya menyenangkan.

04.30 WIB, 24-05-15, Hutan Cemara.

Adzan shubuh berkumandang, saatnya istirahat dan menunaikan shalat shubuh. Disini adalah waktu dimana Allah menguji keimanan seorang pendaki muslim, apakah yang katanya ingin menikmati dan mensyukuri alamNya lalai terhadap perintahNya, atau sebaliknya ia akan semakin taat kepadaNya, yang jelas semua balik lagi ke pribadi seseorang, tapi satu yang perlu diingat, ibadah tetep yang utama, jangan sampe yang katanya syukur nikmat menjadi kufur nikmat, apa yang diomongin menikmati alamNya cuma dusta belaka. Astagfirullah.

Setelah melewati kebun
warga, kami bergegas langsung naik menuju hutan cemara, disini harus ekstra
hati-hati dan dibutuhkan sedikit tenaga yang lebih, karna dengan trek yang
cukup terjal, kaki, tangan, mata harus cukup fokus buat ngelewatin trek
ini. 

Lumayanlah  …

Disini semuanya bakal
belajar bersabar dan berusaha, gak peduli perempuan ataupun laki-laki, yang
jelas kita harus bisa memaksimalkan tenaga yang ada, kemampuan yang ada, tanpa
meminta bantuan dari siapapun, dan disinilah sisi jahat gue muncul, ngebiarin
para cewek buat bergerylia sendiri naikin batu.

Di gunung gak boleh
ada anak manja, yang ngerenge gak bisa naik padahal cuma naikin batu yang gak
begitu terjal, ini adalah salah satu konsekuensi menjadi pendaki, semua harus
menerima itu. Satu prinsip yang gue pegang adalah, pada saat lu meremehkan
seseorang dan membantunya, itu artinya lu udah mengakhiri perjuangannya untuk
melawan batas kemampuan dirinya sendiri, terkecuali dia udah ada pada batas
kemampuannya, karna ketika fisik lemah kita masih punya mental, tapi ketika
mental hancur semuanya berakhir. 

04.30 WIB, 24-05-15, Hutan Cemara.

Adzan shubuh
berkumandang, saatnya istirahat dan menunaikan shalat shubuh. Disini adalah
waktu dimana Allah menguji keimanan seorang pendaki muslim, apakah yang katanya
ingin menikmati dan mensyukuri alamNya lalai terhadap perintahNya, atau
sebaliknya ia akan semakin taat kepadaNya, yang jelas semua balik lagi ke
pribadi seseorang, tapi satu yang perlu diingat, ibadah tetep yang utama,
jangan sampe yang katanya syukur nikmat menjadi kufur nikmat, apa yang
diomongin menikmati alamNya cuma dusta belaka atau sebuah status yang ditulis
di medsos sebelum mendaki cuma jadi omongan kosong . Astagfirullah.

Aini, Gue, Tere, Debby ..

Ceritanya foto sama bunga (?)

Camping Ground Penuh …

05.50 WIB, Puncak Gunung Prau.

Matahari sudah mulai
bertugas kembali, lembayung itu kini sudah muncul lagi maratap indahnya bumi.
Disini gue melihat semuanya menikmati pendakian ini, tertutur kata syukur dalam
hati kepada sang Illahi. Alhamdulillah semuanya ada dalam kondisi sehat,
semuanya tersenyum memandang langit yang begitu mempesona, dan kini kita sudah
belajar salah satu ilmu penting dalam hidup, bahwa tak ada yang bisa menolong
diri kita selain kita sendiri bahkan orang yang kita percaya sekalipun, mereka
tak mampu menyelamatkan, disini kita sadar arti Sang Pencipta, Allah lah yang
senantiasa ada dalam hati, dalam setiap langkah, ada pada saat duka maupun
suka, berharap pada makhluk hanya membuat kecewa tetapi berharap kepada Rabbi
semua akan begitu tenang dan menyejukan hati.

Selamat datang di
puncak Prau sahabat, selamat menikmati indahnya alam Indonesia ^^

Asraf maaf ya … hahaha

Backgroundnya bagus ….

Sama mami Tere …

Ramenya … 24-05-2015.

08.30 WIB, Turun Gunung.

Setelah cukup menikmati
keindahan yang ada, kami segera bergegas untuk turun gunung. Disini diperlukan
sekitar 1.5-2 jam turun sampe ke basecamp pendakian, yang jelas turun gunung
biasanya lebih cepet daripada naik gunung, tapi santai aja yang penting sehat
dan selamat, safety
first.

10.30 WIB, Lets Go Semarang.

Selepas ini kami bakal kembali ke Semarang, sebelum balik ya
sekiranya beli oleh-oleh dulu lah ya … Carica. Buah ini merupakan maskot dari
Dieng, karna Carica cuma tumbuh di Dieng, rasanya manis kalau udah dibuat
manisan, pokoknya enak, dan kita bisa beli Carica di pabrik pembuatan langsung,
dari pada pasar di Semarang yang jelas harga Carica disini lebih murah (Namanya
juga kandangnya).

Lets Go Semarang … Via: Wonosobo-Temanggung-Bandungan-Tembalang.

Bismillah, sekarang kami bakal bergegas ke Semarang, dan ini
artinya gue yang bakal nyetir dari Wonosobo sampe Semarang :( … Nngantuk
berat, udah 1.5 hari belum tidur dan harus nyetir pula, semoga di pertengahan
jalan Roi mau gantian bawa mobil … Gasss dahhh ….

Bener aja, badan udah mulai eror dan gak fokus, nyampe zonknya
pas ditanjakan Bandungan, gigi dua gak cukup buat ngalahin tanjakan terjal ini,
alhasil mobil mati ditengah tanjakan, hahaha. Tenang semua aman terkendali
tanpa ada kurang satupun, dan disini saatnya gue minta Roi yang nyetir.
hihihihi.

16.50 WIB,Sumurboto
1/13 :) :) :)

Alhamdulillah kami tiba dengan selamat, membawa cerita baru
untuk dikenang dan diceritakan, terimakasih untuk rekan baru untuk 2 hari ini,
pendakian yang luar biasa, dan pendakian ini adalah sebuah kehormatan untuk
saya bisa menemani temen-temen mendaki, semoga ini adalah awal tali silaturahmi
kita, untuk kini dan selanjutnya.

Buat yang mau liat cerita “Gunung Prau I” bisa buka di http://geopacker.blogspot.com/2014/05/pendakian-gunung-prau-2565-mdpl.html …

Thanks to Allah udah dikasih kesempatan untuk mendaki Gunung
Prau, Makasih buat semua orang tua yang udah mengijinkan kami mendaki, thanks
Ari, Roi, Debby, Aini, Fita, Tere, Adel yang udah mau berjuang bersama, saling
bersabar dan menyemangati. I Love You All.