Sabtu, 27 Juli 2013

PASAR BUBRAH GUNUNG MERAPI


Pasar Bubrah Gunung Merapi

"Ketika banyak orang berpendapat Pasar Bubrah merupakan Pasar Setan, Aku akan berpendapat lain … Pasar Bubrah bukanlah pasar seperti di kehidupan nyata (pasar tempat jual beli) … Pasar Bubrah merupakan lokasi makhluk halus di Gunung Merapi sebagai lokasi untuk saling berinteraksi, berbincang, dan bermain antar makhluk astral" Ketika membaca tulisan ini, mungkin kalian akan heran dan tidak percaya. Namun satu hal yang pasti, mereka hidup berdampingan dengan dunia manusia … Kita hanya berbeda dimensi, bahkan mungkin sekarang mereka sedang duduk disampingmu, tertawa, tanpa kau ketahui … "


Gagahnya Gunung Merapi …

Warga mempercayai bahwa di Gunung merapi bukan hanya ditinggali oleh manusia melainkan banyak sekali makhluk halus yang hidup berdampingan dengan mereka di Gunung ini. Maka dari itu penduduk di Gunung Merapi mempunyai kepercayaan akan tempat-tempat angker atau sakral. Tempat tersebut merupakan tempat yang keberadaannya dijaga oleh makhluk halus, maka dari ini tempat yang dirasa mempunyai kekuatan gaib harus dihormati keberadaannya. Penduduk menerapkan pantangan pada lokasi yang dianggap sakral tersebut, misalnya : menebang pohon, mengambil ataupun memindahkan barang yang ada pada lokasi tersebut. Pantangan lain diantaranya dilarang berbicara kotor dan berbuat tidak senonok, kencing dan buang air besar karena hal tersebut dapat menyinggung makhluk yang ada disana.


Dataran Pasar Bubrah Gunung Merapi …


Terletak dibawah puncak merapi, pasar bubrah berada dengan hamparan bongkah dan pasir yang terlampar luas di daerahnya. Pasar Bubrah merupakan salah satu daerah yang dianggap sakral oleh penduduk sekitar, dan dianggap sebagai pasar makhluk halus oleh warga … dimana batu-batu yang berserakan dianggap sebagai kursi dan meja untuk berjualan. Namun demikian disini gua lebih memandang Pasar Bubrah ini sebagai tempat atau lokasi bermain makhluk halus, tempat mereka berinteraksi. Namun memang benar jika tempat ini dianggap sakral oleh warga sekitar, karena pada intinya pusat kegiatan makhluk astral sangatlah dominan di Pasar Bubrah ini, karena tempat ini merupakan salah satu tempat favorit makhluk astral atau makhluk halus di Gunung Merapi berkumpul dan saling bercengkrama.

Pada dasarnya tempat ini memanglah dianggap sakral oleh penduduk sekitar, maka dari itu kita sebagai pendaki harus juga menghargai tempat tersebut dengan cara bertata krama yang baik, sopan dan santun, tidak gegabah, yang penting menghargai keberadaan mereka. Wajar apabila ada pendaki yang diganggu oleh makhluk astral yang jail disini, misalnya saja terlihat penampakan wanita berambut panjang, para penjaga keraton dengan pakaian tradisionalnya, nyai yang biasa nyinden dengan pakaian adat, para prajurit dengan pakaian perang, makhluk yang berwujud pendaki dengan atribut mendaki lengkap namun melayang, dan banyak lagi bentuk yang dapat ditampakan.

~Macan Putih Penjaga Hutan Merapi~


"Ia begitu gagah dengan aumannya, berkeliling di lebatnya hutan belantara. Sinar mata yang begitu tajam, dengan taring yang runcing dan telinganya yang lancip. Begitu besar dan ganas … ia siap mengganggu siapapun yang merusak hutan di Gunung Merapi"

Macan putih yang ada di Merapi hampir sama dengan macan putih yang ada di Merbabu, tak lain adalah peliharaan dari keraton yang dibiarkan bebas berlarian di hutan-hutan Gunung. Macan ini dimaksudkan untuk menjaga keraton dan siap mengganggu siapa saja yang mengacau dan merusak kekayaan alam yang ada di lereng Gunung. Sebenarnya ia lebih sering menampakan dengan suara aumannya yang begitu gagah, yang dapat membuat merinding siapapun yang mendengarnya. Namun, dia begitu baik kepada orang yang mempunyai tujuan baik… Jadi, baik-baiklah dalam mendaki.

~Suara Gamelan yang menemani Perjalanan~

Mungkin ada yang pernah mengalaminya saat mendaki … Suara merdu ini berasal dari utusan keraton untuk menyambut para pendaki maupun penduduk yang hendak menuju puncak gunung Merapi, walaupun tidak semua orang dapat mendengar gamelan ini benar-benar ada, dimainkan oleh pemusik keraton yang memainkan gamelan dengan melodi yang begitu menyejukkan hati. Sehingga terkadang, para pendaki yang mendengarnya akan terhanyut dalam permainan gamelan yang begitu cantik ini.


Bebatuan dan Pasir terikat kuat …

~Sinden “Menari dan Bernyanyi"~

Cantik dan lentik itulah mereka, seolah seperti dewi kayangan dengan busana tradisional yang dikenakan. Mereka menari dan menyanyi lagu-lagu jawa dengan suara yang sendu dan merdu. Dengan lentiknya mereka memainkan selendang yang dikenakan. Mereka biasanya ada di pintu keraton yang menyambut kedatangan para tamu maupun manusia yang hendak datang menuju pintu kerajaan, itulah tugas mereka bernyanyi dan menari.

~Para Pendaki yang kini sudah membayang~

Percaya atau tidak ketika kalian bertemu dengan seseorang seperti pendaki namun tiba-tiba menghilang, itulah mereka makhluk-makhluk yang menyerupai para pendaki yang meninggal di Gunung Merapi, ulah dari jin penunggu yang menyerupai wajah dan postur para pendaki. Tujuan mereka mungkin hanya untuk bercengkrama atau mengobrol-ngobrol, dan biasanya mereka akan menanyakan tujuan kalian naik gunung itu untuk apa … Tapi jangan takut, tidak semua yang bertanya seperti itu berarti makhluk astral, mereka akan ada dikala waktu benar-benar sunyi, dikala pikiran dan hati tak lagi sejalan, dikala mata tak mampu melihat tujuan yang jelas, yang pasti matangkan dan mantapkan tujuan teman-teman untuk mendaki, yang tak lain adalah menikmati alam ciptaanNya.

"Selepas membaca tulisan ini, teman-teman boleh percaya atau tidak … terlepas dari itu ada kepuasan batin tersendiri saat tulisan ini selesai, karena ada hal yang harus disampaikan terutama tentang keberadaan mereka, dan yang terpenting adalah tata krama kita terhadap tempat yang baru kita kunjungi" …




Air Terjun Nglirip, Tuban


~Air Terjun Nglirip, Singgasana Sang Dewi~

Kali ini gua gak ngedaki atau telusur di pantai, melainkan ke tempat yang jarang gua kunjungin sebelumnya. Panorama yang menyejukan hati saat mendengar bercak tetes demi tetes derasnya air yang terjun dari atas kebawah…, yayayyaa kali ini gua nongkrong di depan air terjun yang gedenya 30x20 meter … gede juga ini air terjun. Mungkin, kalau gua terjun dari atasnya terus nyemplung sampai dasar sungai yang ada dibawahnya, apa kabar ya gua sekarang? hahaha gak usah dibayangin, lagian gua juga gak mau seekstream itu brur "atutttttttttttt".


Air terjun yang gua kunjungin kali ini terletak di Tuban tepatnya di desa Nglirip. Desa ini emang agak terpencil di dalem … soalnya lu harus ngelewatin perbukitan gamping dan hutan - hutan yang ngiringin sepanjang perjalanan luh, aksesnya yaitu kalau dari arah Jatirogo entar lurus terus dan kemudian belok kiri, dan intinya kalau lu gak tau tinggal nanya aja dah … hahahha, ingat !!! "Nanya bukan berarti kita bego, justru lu bakal tau apa yang sebelumnya lu gak tau dengan nanya", tapi jangan sampe bikin orang yang lu tanya jengkel ya … dan ada beberapa hal yang bisa bikin orang jengkel saat ditanya adalah :

1. Nanyain ke orang tentang dia jomblo atau enggak ? …

2. Nanya ke bapak-bapak “kenapa die bininya 2?"

3. Nanyain tentang gimana sih cara cebok yang baik dan benar? …

4. Nanya dengan pertanyaan yang sama padahal udah dijelasin sejelas-jelasnya "lu gak punya kuping apa !!!"

5. Nanya tentang hal yang sebenernya simple, misal … apasih bedanya mantan sama bekantan -__- … #lupakan


Pertanyaan-pertanyaan yang sebenernya gak mesti ditanya terus lu tanya, palingan lu bakal kena tabok atau disembor air got, hahahhaa … Ok kita balik lagi ke air terjun ganteng 1 ini. Air terjun Nglirip itu keren banget brur ! jadi, selain air terjun dia juga dipake buat bendungan, bingung kan lu air terjun tapi bendungan #lupakan. Air terjun nglirip ini di dindingnya banyak batu bongakahan gitu brur, jadi pas air ngalir ke bawah, alurnya bakal ngikutin batuan yang kesingkap di dinding air terjunnya, pokoknya keren lah …


Air Terjun Ganteng …


Foto-foto …

Itu Batu dan Itu Air . . .

Air Terjun Kecil … "Lucu Ndes"

Air Terjun Kecil …


Foto dari atas …


Damn … its coooool …

Pokoknya lu pada harus kesini deh, walaupun aksesnya jauh tapi kalau lu udah sampe di TKP rasa lelah itu bakan kebayar tunai deh. Soalnya air terjun ini bener-bener gede dan keren banget brur.

Oh iya ada satu hal yang pengen gua kasih tau … Di air terjun ini pengunjung "DILARANG MANDI" , soalnya udah banyak banget makan korban. Di awal tahun aja 2 orang pemuda tewas ditempat karena tersered arus, dan anehnya pas kelelep korban gak langsung ke apung, setelah hampir seminggu baru deh korban ngambang … Padahal kedalamannya gak terlalu dalem loh brur, tapi mungkin arus yang dikasih karena air terjun dari atas kebawah ngasih gaya arus turbid, muter macam tornado … Warga sekitar juga mengaitkan kematian korban yang rata-rata adalah laki-laki, dihubungkan dengan seorang Dewi cantik penunggu air terjun, sebut saja Dewi Nglirip.

Dewi ini merupakan penguasa air terjun yang ada di Nglirip, sepanjang sungai yang ada di daerah tersebut merupakan wilayah kekuasaannya. Namun demikian sebagai orang yang beriman kita patut mempercayai dengan hal gaib, namun jangan sesekali kita takut akan hal tersebut, karena kita haruslah hanya takut kepada Allah SWT. Sebenarnya Dewi ini baik hati kok kalau sama orang yang tau tatakrama, yang tidak sombong, yang niatnya baik … Mereka hanya mengganggu orang-orang yang jail, yang sombong, yang niatnya buruk dan tidak tau tatakrama. Maka dari itu, jadilah pengunjung yang tau sopan santun …

Oh iya yang ngeganggu tuh bukan Dewi Nglirip kok, melainkan anak buahnya yang jailnya super duper ekstream … Anak buahnya itu ada yang wujudnya buaya putih, ada uler sanca gede banget, ada juga yang badannya item dengan postur yang gede super dah … Pokoknya kemanapun kalian pergi, ke tempat baru yang kalian kunjungi … Tata Krama adalah Paling Utama dan janganlah lupa untuk berdo’a … Ok brur ^^ … See u next trip.





Minggu, 21 Juli 2013

Indahnya Panorama Bawah Tanah Goa Akbar Tuban

WISATA TUBAN Part 2

Indahnya Panorama Bawah Tanah Goa Akbar Tuban"


Tuban merupakan salah satu kota yang terletak di Jawa Timur, selain dijuluki sebagai kota wali, Tuban juga sering disebut sebagai kota seribu goa, karena pada dasarnya Tuban merupakan kota yang mempunyai penyebaran litologi batugamping di hampir seluruh daerahnya. Salah satu gua yang terkenal di kota ini adalah Goa Akbar … Berada di sebelah Selatan Mesjid Agung Tuban dan berada persis di belakang Pasar Baru Tuban di jalan Gajah Mada. Goa Akbar ini cukup unik brur, karena letaknya bukan ditengah-tengah hutan ataupun perbukitan, melainkan ditengah kota. Yang jelas akses menuju lokasi deket lah pokoknya dan gampang dicapai mau naik kendaraan bermotor maupun kendaraan umum.

image

Pintu Masuk Goa Akbar …


Tiket masuk kawasan Goa Akbar cukup murah brur cuma Rp.4000,00/Orang. Setelah beli tiket buat 4 orang akhirnya gua dan brader masuk ke lokasi Goa Akbar. Ketika masuk gerbang pintu lokasi goa, kalian bakal langsung diperlihatkan sekilas Sejarah Tuban dengan relief-relief yang keren abis dan cerita yang sejelas-jelasnya, selain tentang kota Tuban sendiri, disini juga diceritakan tentang para pendekar, para ulama, dan sejarah para wali yang berperan penting dalam kejayaan kota Tuban dan penyebaran agama Islam di Tuban.

image

Salah satu peringatan sebelum masuk kawasan Goa …


Di dalam goa ini banyak sekali ditemui hiasan dinding goa berupa stalaktit, stalakmit, sisipan kristal kalsit, pelarutan gamping yang masih aktif, air bawah tanah, dan banyak lagi termasuk kelelawar yang tinggal di dalam goa Akbar.

image

Stalaktit berbentuk seperti Tirai …

image

Ketika Stalaktit dan Stalakmit bersatu membentuk Kolom

Saat kita udah memasuki Goa, yang pertama kali tercium tak lain adalah bau pesing … hmmm kira-kira apa ya penyebabnya nyampe goa ini tiba-tiba bau pesing ? … Seketika berjalan, dan semua terjawab saat kepala mengadah keatas dan melihat sekumpulan makhluk kecil bertelinga lancip dengan sayap lebar dan berwarna gelap berada tepat diatas kepala kita menggantung di Tembok goa, dan penyebab dari pesingnya goa ini tak lain dari kencing kelelawar itu.

image


image


image

Penghuni Goa Akbar …

image

Pertapaan Andong Tumapak

image

Dinding dalam Goa Akbar …

image

Perjalanan Masih Panjang …

image

Stalaktitnya masih aktif nih brur …

image


Fose-fose dulu brur …

image

Pandhapa Watu Lapak …

image

Prajen Empu Supa …


Anak buah Batman …


Mata air di Goa Akbar …


Mata air Goa Akbar …


Lihat tetesan gampingnya brur … Stalaktitnya masih aktif …

Bentuknya lucu … kaya Beruang …


Paseban Agung Para Wali …

Fose-fose …

Banyak sekali kisah menakjubkan yang pernah terjadi di goa ini, Goa Akbar merupakan saksi bisu sejarah penyebaran Agama Islam di Kota Tuban … selain digunakan sebagai tempat untuk bersemedi yang bertujuan mendekantkan diri pada Illahi, lokasi ini pernah dijadikan sebagai tempat pertemuan Walisongo pada zamannya.

Paseban Agung Para Wali berisi :

Perjalanan Waktu Telah Panjang Dan Membentang Tak Terbatas

Membawa Takbir Dan Tahmid Membahana Dari Kota Sampai Ke Desa

Seisi Langit Dan Bumi Jadi Saksi Abadi

Tak Pernah Pupus Untuk Sujud, Berdo’a Sebagai Rasa Syukur Kehadirat Ilahhi Robbi

Disini, Di Tempat Yang Telah Kita Pijak Dan Saksikan Bersama

Pernah Ada Pertemun Para Wali Untuk Musyawarah Dan Mufakat

Memperjuangkan Hak Serta Kewajiban Umat Untuk Ingat Serta Sadar Akan Jati Diri

Selalu Bercermin, Tentunya Kita Tidak Perlu Congkak Dan Sombong Di Atas Bumi

Jangan Bertanya !, Dari Mana Kita Berasal?

Semestinya Kita Tanyakan !, Apa Yang Mesti Kita Kerjakan Untuk Bekal Hidup Di Dunia Dan Akhirat

Rukun Islam Dan Rukun Iman Sebagai Obor Penerang Hati

Titipan Ini Jangan Sampai Dipungkiri, Dan Patut Kita Sembah Hanya Allah Yang Maha Suci

Betapa besar peran para Wali saat itu, Dzikir senantiasa mengobar dan membakar hati untuk senantiasa berjuang menyebarkan Agama Allah. Kentalnya Budaya dibawa oleh Kerajaan Hindu dan Buddha masa itu, tidak sedikitpun mengurunkan para Wali untuk menyebarkan Agama Islam di ranah Jawa. Sunan Bonang merupakan Wali yang sangat berpengaruh terhadap penyebaran agama Islam di Jawa Timur khususnya di Kota Tuban. Pada awalnya Tuban merupakan kota yang sangat dipengaruhi oleh kentalnya Budaya Hindu yang dibawa oleh kerajaan Majapahi, namun setelah Walisongo mulai menyebarkan agama islam di pulau jawa dengan metode yang bisa diterima oleh masyarakat, salah satunya adalah dengan seni maka agama islam mulai dapat diterima di penjuru Jawa. Sunan Bonang adalah putra dari Sunan Ampel dan Dewi Candrawati “Nyai Ageng Manila", Beliau merupakan wali yang mempunyai citra seni yang sangat tinggi … Beliau terkenal piawai mewarnai kondisi saat itu dengan corak ajaran islam. Dan Sunan Bonang menciptakan Gending Darmo sebagai alat untuk menyampaikan pesan-pesan yang ia serukan lewat shalawat dan prosa yang ia buat Dan dengan metode beliau itu pada akhirnya nama-nama Dewa di Hindu seiring berjalannya waktu digantilah dengan nama-nama Malaikat dan Nabi sesuai ajaran Islam.


Cara Dakwah Sunan Bonang …


Keseluruhan metode yang digunakan oleh Sunan Bonang didasari oleh ajaran islam dan filsafat ketuhanan Sunan Bonang. Adapun filsafat Sunan Bonang adalah, "Bahwa Iman, Tauhid Dan Makrifat Itu Terdiri Dari Pengetahuan Yang Sempurna, Sekiranya Orang Hanya Mengenal Makrifat Saja, Maka Belumlah Cukup, Sebab Ia Masih Insaf Akan Itu". Maksud dari Sunan Bonang adalah bahwa kesempurnaan barulah akan tercapai hanya dengan terus menerus mengabdi kepada Allah SWT. Seseorang itu tiada mempunyai gerakan sendiri, begitu pula tidak mempunyai kemauan sendiri, dan seseorang itu adalah seumpama buta, tuli dan bisu. Segala gerakannya itu datang dari Allah SWT.

Metode dakwah yang digunakan Sunan Bonang sangat efektif dan tidak merubah tatanan tradisi yang telah ada. Tradisi Islam dan Hindu-Budha hidup saling berdampingan, bahkan tradisi Islam yang dibawa oleh Sunan Bonang berkesinambungan dengan tradisi Hindu yang sudah ada, seperti Nampak pada peninggalan kepurbakalaan Sunan Bonang, hanya saja semua itu tetap bernafaskan ajaran Islam.

Maka setelah banyak dari masyarakat Majapahit memeluk agama Islam di Tuban, membuat kekuatan Majapahit melemah dan memudahkan Kerajaan Demak untuk menghancurkan Kerajaan Majapahit saat itu. Dan setelah banyak dari masyarakat Tuban yang bergabung ke Wilayah Demak dan masuk Islam, maka saat Raden Patah menyerang kerajaan Majapahit bisa dengan mudah menguasai kerajaan tersebut.


Asal Usul Kabupaten Tuban …

Jasa-jasa dan Wisuda Ronggolawe…




Sri Huning Mustika Tuban …




Perjalanan Sunan Kalijaga …


Bediskusi …



Manunggalnya Ulama-ulaman dan Umarok …


Sisi Lain Goa Akbar …


Mushola Baitul Akbar “merupakan mushola yang berada di dalam gua Akbar yang merupakan tempat ibadah Walisongo saat itu" …





Pasujudan Para Wali …

Sudut Mushola …


Akhirnya setelah berputar-putar mengelilingi gua akbar yang panjangnya mencapai 1.2 Kilometer dan setelah puas menyaksikan panorama bawah tanah dalam goa yang luar biasa, akhirnya kita mutusin buat pulang menuju Lokasi selanjutnya yaitu Air Terjun Nglirip di Desa Nglirip-Tuban. Yang jelas banyak banget manfaat dan ilmu yang didapat setelah belajar di Goa Akbar, terutama tentang keyakinan beragama, yang pada intinya kita sebagai manusia di Dunia ini teruslah dan terus beribadah kepada Allah SWT untuk kebahagiaan Dunia dan Akhirat tentunya.