Jumat, 12 Juli 2013

JEMBATAN MERAH "SURABAYA part 2" . . .


Cerita Berdarah dari Jembatan Merah Surabaya part 2

~JEMBATAN MERAH … SAKSI BISU PERTEMPURAN BERDARAH~


Jembatan Merah Surabaya …


Dari dulu hingga sekarang jembatan ini tetaplah sama, yang berbeda adalah cerita hidup sejarah yang akan selalu membayanginya. Pertempuran saat itu berlangsung berhari-hari di Surabaya, dan di jembatan ini aku terhenti sejenak melihat kisah tempo dulu saat milisi kita melawan sekutu. Tragis memang … karena pertempuran berdarah hari itu benar-benar memakan korban jiwa dalam jumlah ribuan, dan mayatpun berserakan dijalan bahkan banyak yang langsung diceburkan ke kali samping jembatan ini berada.

Tangisan dan rasa marah bercampur menjadi satu, meneriakan kata tolong seolah aku bisa melakukan sesuatu … jasad-jasad yang tidak dimakamkan tidak sempurna kini terkujur kaku dalam tangis dan kesedihan mendalam. Mendo’akan mereka yang sudah gugur di medan peperangan adalah hal terbaik yang bisa dilakukan. Banyak yang ingin mereka ingatkan kepada kita para penerus bangsa … "Bahwa pertempuran sebenarnya belum berakhir, walaupun kita sudah merdeka ! akan tetapi kedaulatan adalah tanggung jawab kita bersama, dan semua itu adalah harta berharga yang harus dijaga dan diperjuangkan".


Sore itu … suara tembakan dan granat silih berganti, ratusan butir peluru memberondong kulit milisi Indonesia dan tentara sekutu, sehingga tak terdengar lagi kicau burung yang biasa bersemanyam diatas awan. Apa kau tau bagaimana kami menjaga kedaulatan negara ini? apa yang kalian fikirkan sekarang wahai generasi muda? apa kalian takut dengan peperangan yang bisa saja mengambil nyawa kalian?

Kami tak pernah memikirkan apapun selain kemerdekaan, nyawa bolehlah satu, namun tekad akan Kemerdekaan telah membayar semuanya meski jiwa dan raga kini terpisah, dan tak akan pernah bisa melunturkan rasa cinta kami akan bangsa ini. Aku tak pernah suka dengan kedatangan sekutu, aku sangatlah membenci mereka, sungguh pengganggu ketenangan bangsa dan negara.

Saat granat itu meluncur ke arah mobil Wallaby diantara jembatan merah dan Gedung Internatio, kami masih bisa berhasil menghindar, dan setelah granat itu meledak yang akhirnya membakar mobil dan merenggut nyawa Wallaby saat itu, kami langsung bersigap karna perang akan dimulai kembali. Padahal niat kami mengepung mobil Wallaby bukanlah untuk menyerangnya, namun hanya untuk menanyakan apa yang ingin dilakukannya menuju Markas Besar Inggris di Surabaya, namun tentara picik itu langsung menembaki dan mengebom milisi kita, yang pada akhirnya merenggut nyawa jenderal mereka sendiri.

Apakah kau mencium bau amis pada jembatan ini? itulah bau dari bercak darah yang membalur jalan dan besi tua yang kini telah di renovasi, darah para pejuang dan termasuk darah tubuhku yang mengalir deras karena tembakan yang mengarah kearah dada sebelah kiriku ini. Padahal saat itu aku ingin terus berjuang, namun apa daya, nyawaku telah melayang, dan yang bisa kuharapkan adalah perjuangan yang akan terus bergulir, hingga kemerdekaan akan tiba. Sehingga, kematian ribuan pasukan dibayar dengan sebuah cita-cita besar yaitu Kemerdekaan.

Mungkin kau akan gila apabila melihat dan mengalami tragedi waktu itu, saat peluru itu menembus kepala, jantung, perut, dan merobek tubuh, sehingga darah tak henti mengalir dari jasad yang kini telah bernaung menjauhi raga. Teriakan tangisan, rasa dendam dan benci, bercampur menjadi satu … terurai dalam sebuah tekad yang akan selalu melekat dalam benak. Tak gentar sedikitpun aku melawan sekutu biadab itu, nyawa haruslah dibayar dengan nyawa, karena satu hal yang pasti dalam pertempuran “MERDEKA atau MATI", pilihan yang membuatmu untuk terus mati, dan walaupun kami tidak dapat menikmati kemerdekaan namun yang pasti, kami mati dengan terhormat, tak sia-sia perjuangan panjang itu, karena akhirnya kemerdekaan kini telah dicapai. Untuk kalian Generasi Penerus Bangsa :

"Aku memanglah bukan jenderal, aku hanyalah seorang prajurit … Namun kecintaanku terhadap bangsa ini sudah melekat di lubuk hati terdalam … Jagalah bangsa ini, jagalah persatuan dan kesatuan bangsa, karena dengan persatuan dan kesatuan akhirnya kami dapat menghancurleburkan tentara sekutu, jagalah kedaulatannya, karena itu adalah harta yang sangat berharga yang tak dapat dibayar dengan apapun, kami yakin kalian akan membawa bangsa ini kearah yang benar-benar baik, kearah dimana rakyat dapat hidup dalam kemakmuran. Ingat ! Tugas kalian masih panjang wahai generasi muda, terus berjuang dan kejar cita-citamu, harumkan bangsa ini ! Republik Indonesia tercinta"

~Salam dari Kami Para Pejuang 45 “Surabaya"~



Tidak ada komentar:

Posting Komentar