Minggu, 14 Juli 2013

~Kisah Mistic Pendakian Gunung Slamet~


"Kisah Mistic Pendakian Gunung Slamet" …

image


Kawah Gunung Slamet …


"Dunia Mereka memanglah berbeda dengan dunia kita, meraka tak kasat mata, namun pada hakekatnya kita harus percaya bahwa keberadaan mereka adalah ada, hidup berdampingan dengan bangsa manusia"


Cerita pendakian Gunung Slamet kemarin sebenarnya belum selesai brur … gua dan temen-temen punya pengalaman menarik tentang pendakian saat itu, dan setelah membaca cerita ini kalian boleh percaya atau tidak, namun yang dijalas gua percaya … karena mereka memang ada dan eksistensi keberadaannya haruslah diakui oleh umat manusia, supaya kita tahu bahwa merekapun adalah ciptaanNya yang hidup berdampingan hingga hari akhir itu tiba.

Malam itu kami ber-11 berjalan di kesunyian malam yang ditemani terangnya bintang-bintang … mendaki Gunung tertinggi ke-2 di pulau Jawa sungguh sangat menakjubkan, dan sebelum mulai mendaki semuanya diawali dengan do’a dan peringatan tentang hal apa saja yang tidak boleh dilakukan atau yang lebih dikenal dengan pantangan, yang jelas saat kita mendaki Niatkan hatimu bahwa diri ini siap, ubah hasrat ingin menakhlukan alam menjadi menikmatinya karena alam tidak dapat ditakhlukan, jangan beritahu kepada siapapun tentang apa yang kamu lihat, kamu dengar, yang melampaui panca indramu dan tetap tenang teruslah mendaki" …


~Mba Kunti yang Menjengkelkan~

Pendakian menuju pos 1 … Malam itu gua jalan ada diurutan ke-3 setelah Setyo dan Komandan, dan yang paling belakang ada Yuko yang diikuti Jamal … yang jelas kalau naik gunung gua gak pernah mau buat jalan paling belakang … soalnya, kalau gua jalan paling belakang yang ada jumlah rombongan kita bakal nambah alias banyak yang ngikutin … kalau cewek cakep sih gak apa-apa, lah ini rambut panjang, muka gak jelas, ditambah kain putih kusam, dan mending kalau napak … ini melayang brur.

Awalnya kita berjalan dengan lancar tanpa hambatan, walaupun memang saat ada yang kecapean kami berhenti sejenak untuk beristirahat, setelah minum dan sudah cukup beristirahatnya kami lanjutkan perjalanan. tiba-tiba beberapa menit setelah itu sesosok bayangan putih melayang dari pohon cemara yang satu menuju pohon cemara yang lain, dengan cepatnya dan silih bergantian … ternyata memang benar sebelum pos 1, penghuni yang berjaga sangatlah jahil dan merekalah yang melihat niat dan tujuan pendaki apakah baik ataukah buruk, apabila buruk mereka tidak akan segan menjahili, apalagi untuk pendaki yang dalam keadaan lemah dan kebanyakan ngeluh, dengan mudah mereka menggodanya.

Dan ternyata posisi makhluk itu sekarang ada disebelah Jamal, dan kayaknya dia udah sadar kalau misalkan disebelahnya ada makhluk tengil ngedampingin dalam pendakiannya … busett dah itu makhluk, mukanya angker, baju kusem, rambut gak pernah potong, panjang parah brur … berhubung Jamal inget kata komandan, kalau semisalnya kita ngerasain sesuatu segala hal tentang makhluk lain, ya kita harus diem … dan tak lama kemudian benar saja, Jamal terperosok alias kecengklak, mungkin karena kaget karena makhluk disampingnya gak mau diem. Akhirnya gak lama kemudian gua ngedeketin jamal dan ngurut kakinya yang hampir aja kena engkel, untunglah masih selamat, dan punggung Jamal terasa panas, sedikit gua kasih energi yang masih penuh ini.

Setelah kejadian itu gua coba komunikasi sama itu makhluk, apa sih maunya dia?, dan ngapain itu makhluk gangguin pendakian kita? yang jelas gua gak seneng kalau misalkan dia ganggu sohib-sohib gua, dan setelah berkomunikasi ternyata bener, ada yang niatnya belum bener,ada yang masih ragu buat ngedaki, dan saat itu gua langsung bilang ke Setyo buat ingetin temen-temen di belakang buat kembali ngelurusin niat dan tujuan mereka ngedaki, bahwa kita ngedaki ini buat nikmatin alam, bukan buat apapun.

Dan sepanjang perjalanan gua terus berdo’a di dalam hati, meminta perlindungan sama Allah supaya pendakian dilancarkan, dan saat itu benar-benar kerasa pengen muntah, soalnya itu makhluk makin menjadi, intensitas dia gangguin makin ekstrem, yasudahlah biarkan, yang jelas dia gak bisa ganggu kita sekarang, dengan keyakinan hati dan lantunan do’a, kepasrahan diri pada Illahi, itu udah cukup buat jadi tameng kita. Akhirnya kita sampe juga di pos 1 dengan selamat.

image

Puncak Setengah Dewa


~Tarian Tradisional yang Menawan~

Setelah kita beristirahat dan berbicang-bincang di pos 1, pendakian dilanjutkan menuju pos 2, apa yang gua dan sohib-sohib gua rasain… kali ini cukup lain, begitu tenang dan hangat, seolah kita baru masuk kedalam pintu rumah seseorang yang baru kita kenal. Kini pendakian memasuki hutan yang benar-benar lebat, walau terlihat lelah namun kami masih semangat, menapakkan kaki untuk terus mendaki. Tak lama setelah itu aroma wangi-wangian menemani pendakian, kini telahberdiri dihadapanku sesosok wanita cantik dengan selendang sutranya ia menari … ia tersenyum kepadaku, seolah menyambut baik kedatangan kami … ku lontarkan pertanyaan kepadanya "Siapakah kamu?" dan ia menjawab "Aku adalah Dewi dari Kerajaan ini, dan aku bertugas menyambut siapapun yang datang ketempat ini … maafkan atas keusilan tadi, apakah ada yang terluka? tetaplah berhati-hati, dan luruskan niat kalian dalam pendakian ini, kalian masuk kedalam rumah kami, bersikaplah yang baik, jangan berbicara kotor dan jangan sekali-kali merusak hutan" … aku bertanya kepadanya "apakah kamu diperantahkan oleh Mbah Slamet menyambut kami, mana mbah Slamet?" kemudian iapun menjawab "Mbah Slamet ada di puncak Gunung, ia hanya menitipkan pesan itu untuk kalian, maka … camkan pesan itu baik-baik" tak lama kemudian ia pun menghilang. Dewi adalah pemangku kerajaan, yang bertugas untuk menyambut siapapun tamu yang datang, ia makhluk yang pandai menari, parasnya sungguh ayu dan tubuhnya begitu elok dalam menari, jemarinya begitu lentik memainkan selendang sutra yang ia kenakan. Sungguh wanita yang luar biasa, coba kalau ia manusia, udah gua jadiin pacar kali "maklum jomblo brur -___-" #lupakan.


Beberapa Orbs tertangkap kamera …

~ Ular Sanca Penjaga Pohon ~

os bayangan 2 maupun pos bayangan 3 adalah tempat yang cukup nyaman buat istirahat, soalnya tempatnya agak luas buat selonjoran, dan akhirnya disana pula kami beristirahat sejenak … dan disekeliling kami adalah pohon besar dengan rantingnya yang melilit, benar saja sesosok ular sedang berputar dengan menjulurkan lidahnya, ular ini sungguh besar sekali, barangkali ia adalah makhluk penjaga pohon yang ada di hatun ini, dan gua juga kaget … untung ini ular gak ganggu, jadi ya selow aja, cuma kalau boleh gua bawa pulang, gua bakal masukin ini ular ke rekor muri sebagai Ular terbesar di dunia, cuma mana keliatan brur … namanya juga makhluk astral. -___-


~Alunan Musik Gamelan Pemecah Keheningan Malam~

Jadi … selama pendakian tuh kita gak henti-hentinya bercanda, ngobrol, walaupun muka udah kusut dan udah pada kecapean, tiba-tiba semua hening, semuanya diem entah kenapa … ternyata ada suara yang memecah keheningan malam, namun suara itu entah dari mana datangnya, begitu merdu dan membuat hati tenang, suara itu adalah gamelan, namun entah dari mana itu datang yang jelas alunan musiknya begitu menenangkan jiwa, dan sepanjang jalan hingga pos 5 kita ditemani dengan lantunan musik gamelan, entah cuma gua yang ngedenger atau yang lain juga pada sadar dengan suara ini, yang jelas alunan musik sendu itu begitu menyenangkan, sungguh syahdu dan merdu luar biasa.

image

Puncak Gunung Slamet 3428 Mdpl

~Para Pendaki yang Kini Telah Bersemanyam~

3428 Mdpl akhirnya setelah berjuang bersama, sampailah kita di puncak Gunung Slamet … di puncak begitu dingin, entah berapa derajat suhu disana saat itu. Saat didut, Jamal, Yuko, Galang dan Reza turun dari puncak, gua nemenin yudha menuju puncak diatas kawah … Sesampainya disana … rasa haru timbul, bawaannya pengen nangis brur, begitu sesak, dan ternyata emang ditempat ini banyak pendaki yang meninggal akibat menghirup gas sulfur pekat yang keluar dari kawah yang masih aktif. Gua ketemu seorang cewek, dan lagi lagi cewek itu cantik parah, dan dia cerita bahwa saat itu cuaca memang cerah, namun seketika berubah jadi badai, kabut naik, dan akhirnya angin membawa gas sulfur pekat menuju tempat yang lebih tinggi dan menyebar ke permukaan …, tak kuasa menahan baunya yang sudah menyesak dada, dan pada akhirnya dia dan teman lainnya terenggut nyawanya di puncak gunung ini, dan ia berpesan "Berhati-hatilah terhadap alam, walaupun alam itu indah namun alampun bisa saja berubah menjadi kejam, karena banyak hal yang tak kita ketahui … Terkadang rasa ego manusia yang tidak disenangi oleh alam, membuat alam muak dengan perilaku yang ada, jangan remehkan alam, karena alam penuh dengan kejutan, saat arah angin berubah, segeralah kalian turun dari puncak ini, janganlah hal yang sama merenggut korban lain selain kami"

Galang, Didut, Jamal, Ogut, Reza …


~Setelah turun semuanya bercerita~

Saat setelah kami turun dari puncak akhirnya unek-unek selama pendakian yang tidak boleh dibincangkan kini dibahas tuntas, tentang apa yang menimpa beberapa sahabat saat pendakian semalam, dan ternyata memang mereka pun ikut merasakan kehadiran makhluk lain saat pendakian semalam … dan setidaknya kini mereka lega karena bisa meluapkan apa yang dialami pendakian malam itu, dan semua ini akan menjadi cerita kisah hidup yang akan selalu diingat.


Mereka adalah nyata, benar adanya … percaya atau tidak dengan cerita ini, itu adalah hak teman-teman, yang jelas ini adalah pengalaman berharga yang bisa dijadikan pelajaran, bahwa : "kita sebagai manusia … haruslah bijak dalam menjalani hidup ini. Janganlah sombong ! karena Allah tidak menyukai orang yang sombong. Jangan remehkan alam, karena alam penuh dengan kejutan. Saat dirimu bertamu kerumah siapapun, berperilaku sebaik-baiknya perilaku. Saat kau merasa sendiri atau merasa takut, ingatlah Allah, dia akan selalu ada bersamamu, sebutlah selalu namaNya dalam hatimu Insyaallah dirimu akan nyaman dan selalu ada dalam lindunganNya".

Cuma gua gagal karena gak ketemu sama mbah Slamet, Raja yang ada disini, cuma gua juga seneng, karena malam itu Mbah Slamet udah titip pesan ke Dewi, Pemangku Kerajaan … Yang jelas pendakian Slamet memberikan kami banyak pelajaran hidup yang luar biasa, yang membuat kami lebih bersyukur dengan apa yang ada. See u Next Trip.







5 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. cerita lo ini bisa buat jadi plajaran guys , di tunggu cerita pendakian selanjutnya guys

    BalasHapus
  3. wow menarik sekali gan

    http://munggahgunungyo.blogspot.com/

    BalasHapus
  4. Sya wlwpun sdah tua jdi pngin lihat tuh pncaknya gunung,mhon ajak2 yh sklian knalan,he,..

    BalasHapus