Rabu, 19 Juni 2013

Kerajaan Mbah Brewok dan Bercak Darah Komunis

Kerajaan ini aku pimpin karena pada dasarnya aku adalah seorang anak raja, tugasku tidaklah mudah, menjadi seorang raja tidak seperti kalian kira, tidak seperti apa yang kalian lihat. Ratusan tahun aku menjadi raja, menanggung banyak tanggung jawab yang aku terima, dan yang terpenting adalah mensejahterakan rakyatku. Bukanlah keluargaku yang aku pikirkan, melainkan rakyat yang harus aku sejahterakan, mereka tanggung jawabku, karena aku adalah pemimpin, selain pemimpin keluarga aku adalah pemimpin dari rakyatku ini. Di Gunung ini kami tinggal, sebelum kalian para manusia mendirikan rumah di sini, kami sudah ada lebih lama dari kalian. Kami menghargai umat manusia, namun terkadang kalian sendirilah yang tidak menghargai diri kalian sendiri, terlalu terlena pada kehidupan duniawi yang akhirnya membuat kalian lupa dengan tujuan hidup kalian, yaitu untuk beribadah pada yang Kuasa.

Pada dasarnya aku ingin seperti ayahku, menjadi raja yang bijak, menjadi seorang pemimpin yang hebat, menjadi seorang pemimpin yang berwibawa, dihadapan keluarga maupun rakyatku. Menjadi raja yang baik tidaklah mudah, bahkan saat ada sekeluarga dari rakyatku yang menderita, begitu sakit menyesak dada hati ini berteriak. Aku selalu merasa gagal apabila ada satu saja rakyatku yang menjerit penuh luka, aku akan selalu berusaha dengan cara apapun supaya rakyatku tidak menderita. Sebenarnya dunia kalian denganku tidaklah jauh berbeda, bahkan sama. Hanya saja, bangsa kami akan hancur lebur pada hari akhir nanti . . .. namun yang jelas kalian adalah makhluk yang sempurna, yang diciptakan Sang Pencipta untuk menyembahNya. Kalian beribadah kepadaNya,dan pada hakekatnya kami melakukan apa yang kalian lakukan, apabila di bangsa kalian ada yang sesat, begitupun bangsa kami, tidak semuanya menyembah pada Allah SWT. Manusia mempunyai pilihan, mempunyai akal dan pikiran, dan mempunyai tujuan hidupnya sendiri, entah akan selalu berada di jalan lurus, atau ikut tersesatkan dengan kehidupan duniawi dan menolak untuk beribadah padaNya. Begitu pula dengan bangsa kami, kami hidup mengikuti pilihan kami sendiri, kami punya pilihan untuk hidup kami seperti layaknya manusia yang mempunyai tujuannya sendiri.

Ada yang ingin aku ajarkan padamu anak muda, diusiamu yang masih muda ini janganlah sampai engkau lupa akan waktu, lupa akan tujuan hidupmu, jangan lah keluar dari syariat Islammu, tetaplah berpegang pada al-qur'an dan hadits, janganlah terlelap pada dunia yang fana ini, ini semua adalah titipan, ini semua adalah tanggung jawab, bukan semata-mata Tuhan memberi tanpa alasan, inilah alasannya, bahwa apa yang kita miliki saat ini adalah tanggung jawab kita untuk menjaganya. Aku memilih hidup dengan keluarga dan rakyatku di Gunung ini, karena pada dasarnya Gunung adalah tempat yang nyaman, jauh dari keramaian, disini bangsaku tinggal dengan aman dan tentram. Namun saat bangsa kalian datang, membuat pemukiman, merusak hutan, mengambil sumber daya alam seenaknya, dan mengusik tempat tinggal kami tanpa izin, tanpa permisi, bahkan terkadang kami yang menghargai kalian, berbalik benci dengan orang-orang yang semena-mena, semaunya, sombong, angkuh, namun kami yakin itu hanyalah sebagian kecilnya saja, dan yang jelas kami tidak akan menggangu siapapun yang mendatangi tempat kami apabila ia mempunyai niat yang baik, tapi sebaliknya jika ia datang ketempat kami dengan tujuan yang tidak baik, maka kami akan mengganggunya.

Sebagai raja aku mempunyai menteri dan jejeran yang siap membantuku, dan akupun mempunyai prajurit, yang jelas ini seperti di dunia kalian, dimana ada Presiden, kabinet, dan aparat keamanan yang siap menjaga kedaulatan, namun mungkin ini adalah sebagian kecil, kerajaanku ini pun mempunyai prajurit yang siap menjaga sepanjang harinya. Satu hal yang kami pegang, adalah tanggung jawab yang diamanahkan. Kami tidak pernah ingkar janji, maka saat ada amanah yang kami dapatkan, maka dengan sebaiknya kami akan melaksanakan dan menjaga amanah itu. Yang kami tau bahwa kepercayakan diberikan, merupakan suatu kehormatan untuk kami jaga.

Oh iya . . . aku ingin mengenalkan peliharaanku atau tepatnya adalah teman setiaku, kau bisa menyebutnya Welang "Welang adalah harimau putih kerajaan, salah satu hewan yang dirawat sejak kecil oleh mbah Brewok". Dia sudah seperti anakku sendiri, dia sangat baik dan kuat, serta setia ada disampingku, mengikuti kemanapun aku pergi, dan dia juga salah satu prajurit terbaik di Kerajaan ini. Dia bukanlah hewan biasa, dia sudah menjadi bagian dari keluargaku, setiap waktu dia berlari mengitari halaman kerajaan, maka saat kalian manusia datang ke tempat ini, diapun akan ikut serta menyambut. Dia tidak akan mengganggu pada manusia yang senantiasa menyebut nama Allah, manusia yang baik yang mempunyai tujuan baik, tapi dia akan sangat ganas terhadap manusia yang sembrono, semaunya, sombong, maka dia akan mengganggu siapapun manusia yang sembrono, entah mungkin dengan suara aumannya, dengan melempar benda pada manusia itu sendiri, atau bahkan dengan membenturkan tubuhnya pada manusia yang ia tidak sukai.

Welang bukanlah satu-satunya Harimau yang ada di kerajaan ini, sebagai raja aku menunjuknya sebagai pemimpin dari pasukannya, harimau putih lain sebangsanya . . . aku menunjuknya sebagai pemimpin bukan tanpa alasan, melainkan karena dia kuat, bertanggung jawab, dan dapat memimpin dengan baik pasukannya. Selain welang, aku mempunyai dua hewan lain yang begitu setia menjagaku, merekalah naga merah dan naga hitam, dua naga ini adalah hewan yang menjadi kendaraan dari keluargaku. Naga merah biasanya yang mengikutiku apabila aku pergi kemanapun itu, namun naga hitam dia yang menjaga rumahku dan kerajaan ini. Mereka begitu baik dan setia, selalu ada dan tak mengenal lelah.

Aku ingin memberitahumu sesuatu Rafli, aku ingin bercerita tentang sedikit sejarah dari negaramu, sebuah tragedi yang pernah terjadi di Gunung Merbabu ini, dan tepat di tanah kerajaanku, yaitu sebuah pembantaian yang tidak jelas sebabnya. Apa kamu tau tentang G30SPKI? Apa kamu mengerti mengapa hal yang bertentangan dengan Komunis itu sangat dibenci oleh negara ini? dan mengapa saat itu orang yang tidak bersalahpun menjadi korban pembantaian? kau bayangkan saja bagaimana saat bangsa ini membunuh dengan sadis mereka para PKI dan orang-orang yang dituduh terlibat dalam PKI. Kalian yang memiliki hati, akal dan pikiran . . . begitu teganya membantai sebangsa kalian sendiri, yang jelas aku tidak masalah apabila orang itu memang komunis, tapi aku tak habis fikir begitu banyak orang yang dituduh komunis, dan dibantai sadis dengan cara di penggal kepalanya di ranah kerajaanku ini. Aku tau negaramu adalah negara yang berkedaulatan Pancasila, dimana setiap rakyatnya wajib mempunyai agama yang dianut, atau percaya dan yakin kepada Tuhan Yang Maha Esa, namun tidak begitu caranya, menuduh orang yang tidak bersalah, tanpa dosa, dan asal saja dipenggal hingga nyawanya melayang. Ini memang bukan urusanku, karna memang sudah Takdir yang digariskan Tuhan bahwa hidupnya harus diakhiri seperti itu.

Coba kau lihat, bercak darah mengalir diatas tanah, bau anyir penuh luka yang selalu berteriak setiap malamnya, merongong meminta tolong untuk diselamatkan, karena memang mereka tidak bersalah. Rasa benci pada pemimpin, dan rasa dendam pada sebangsanya, itu sangat menyedihkan, bahkan aku disini sebagai raja sangatlah riskan dengan apa yang terjadi pada negara ini. Kau tahu berapa banyak mayat yang dibuang kejurang setelah dipenggal karena dituduh komunis . . . bukan satu atau dua Raf, ratusan bahkan ribuan orang dibunuh dengan cara yang sadis, entah mereka memang PKI atau mereka rakyat sipil yang menjadi korban tuduhan rezim politik saat itu. Dunia kalian memang kejam, bahkan bangsa kami sekalipun tidak senang berpolitik, karena itu hanya dapat memecah belah kesatuan. Aku menemui salah satu manusia dari bangsamu saat itu, dia merupakan orang yang tidak bersalah, yang ditangkap dan kemudian disembunyikan di Gunung ini, dan akhirnya walaupun dia berkata bahwa ia bukanlah komunis, ia adalah warga Indonesia yang mempunyai agama sepertimu, ia adalah orang yang baik, namun karena ia dituduh oleh rekannya sendiri sebagai komunis, maka dia terjerat dalam fitnah yang begitu menusuk hati, dan hidupnya akhirnya diakhiri di lereng gunung ini dengan tubuh disiksa perlahan dan akhirnya dipenggal.

Setelah mati, mayat-mayat itu tidak dikuburkan dengan cara yang selayaknya, mereka dibuang kedalam jurang yang dalam, dan dibiarkan begitu saja, dan tanah yang kini kau injak, adalah saksi bisu dari bercakan darah tak bersalah, yang bangsamu anggap mereka bagian dari komunis. dan bangsamu sendirilah pelakunya. Rasa sedih yang ditimbulkan di tempat ini adalah resonansi rasa sakit mendalam yang mereka rasakan saat itu, yang mereka alami saat itu, namun apa daya, mereka tidak dapat berbuat apapun, yang mereka bisa lakukan hanyalah berdo'a supaya lepas dari tuduhan dan diselamatkan oleh yang Kuasa, namun fakta yang ada . . . mereka terbunuh dan berakhir dengan tuduhan yang melekat pada badan, bahwa mereka dituduh sebagai rakyat yang tidak beragama.

Setelah hari itu, tempat ini benar-benar sepi dan mencekam, ditinggalkan begitu saja oleh bangsamu, tempat pembantaian komunis maupun orang-orang yang dituduh sebagai komunis, dibumilenyapkan beritanya seolah-olah tidak pernah terjadi apapun di lokasi ini. Kau harus tau ini Rafli ! karena pada dasarnya kau masih muda, dan kau harus tau betapa kejamnya hidup ini . . . Sepanjang hidup, kau akan diuji dengan ujian yang pasti bisa kau jalani apabila kau ada dalam jalan lurusNya, apabila kau menjalankan perintahNya dengan baik, namun saat kau melenceng keluar dari jalurnya, maka segerah berbalik arah ke arah yang baik. Kau boleh menceritakan ini pada siapapun, karena ini merupakan pelajaran yang sangat berharga, dari aku Mbah Brewok panggilan yang asal kau sebut, namun aku suka panggilan itu. Kau boleh menulis cerita ini dalam bentuk apapun, karena aku tidak keberatan, dan tolong sampaikan kepada manusia lain, bahwa hidup ini haruslah ada tujuan yang jelas, dan ingat bahwa kita hidup di Dunia ini adalah tak lain untuk beribadah kepada Allah SWT, dan sampaikan pula apabila kalian datang ke rumah siapapun atau ketempat manapun yang baru kalian kunjungi termasuk tempat ini, janganlah lupa untuk berdo'a dan senantiasa mengingat Sang Pencipta, dan camkan pada diri kalian niat yang baik, janganlah sekali kali kalian merasa diri kalian lebih dari yang lain, perasaan sombong yang akan membawa kalian kedalam jurang kesalahan, dan yakinlah bahwa diatas langit masih ada langit.

Apabila kau main kemari lagi, janganlah segan untuk mendatangi singgasana ini, kami selalu siap menyambut kalian, memberikan pelajaran hidup dan bagaimana cara memaknai hidup, yang pasti untuk kalian yang mencintai alam ini, jagalah alam ini seperti kalian merawat diri kalian sendiri, ini adalah titipan yang harus dijaga. Untuk kalian yang senang mendaki, camkan dalam hati bahwa kalian mendaki bukanlah untuk menaklukan gunung atau apapun, tapi melainkan tujuan kalian haruslah untuk menikmati karikatur indahnya alam ciptaanNya, supaya kalian lebih bersyukur dan lebih bijak memaknai hidup ini. Jagalah diri kalian, dan jangan sekali-kali kalian merusak diri kalian sendiri, karena perjalanan kalian masih panjang anak muda.

Pada akhirnya setelah berbincang panjang dengan mbah brewok, aku mendapatkan banyak pelajaran dari pendakian ini, dan yang jelas kita sebagai manusia memanglah harus selalu bersyukur pada nikmatNya yang berlimpah, dan jangan lupa untuk menjalankan segala perintahNya. Tadinya pas pulang, aku mau bawa salah satu peliharaan mbah brewok, cuma apa daya namanya juga hewan kesayangan pasti gak akan dikasih sama mbahnya, dan yang pasti aku akan main lagi kesana. Main sama harimau putih mbahnya, dan bertemu naga yang belum sempat aku temui.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar