Selasa, 18 Februari 2014

BEBAS !!!



Kebebasan Part 1 …

Dalam riak aku termenung, berjalan tiada henti yang kucari, angin yang menghembus seolah menampar wajahku, air yang turun seolah memercikan api, hampa … kosong … namun seharusnya apa yang kulihat adalah nyata bukanlah fana.

Aku adalah kebebasan, yang mempertanyakan banyak aspek yang ada dalam hidup. Aku hanyalah pikiran dan hati yang kosong, entah harus kuisi dengan apa, entah harus kututup atau kubuka. Apakah belalang itu akan terus menggerogoti jiwa hingga ranum. Seraya mengorbitkan bintang ke langit, ku pandanginya dengan penuh kesunyian, hanya detak jarum jam dinding yang terdengar “tik, tak, tik, tak” di sepanjang malamku

Hari demi hari hanyalah gelap yang kulihat bukanlah keindahan, apakah ini fatamorgana, atau ini semua hanya kiasan. Siapa sebenarnya aku? padahal jiwa ini selalu merasa bebas, tapi aku selalu merasa ada yang hilang dalam kelam. Rasa takut itu kini kian menghantui, padahal biasanya aku terus berteriak diatas kabut yang menerpa menyapa. Suaraku kian menggema … lantas hilang entah kemana.

Kemudian, suara jangkrik yang kudengar seolah seperti srigala yang mengaum, apa itu? apa yang sedang terjadi? mengapa semakin hari aku semakin takut? Kehampaan bisa membuatku gila, aku hanya ingin bebas, aku .. hanya … ingin … bebas … karena aku adalah kebebasan.

Percuma namaku kebebasan karena yang ada hanyalah rantai yang terikat di sekujur beluk urat nadi tubuhku, semua saling mengikat tanpa bisa dijelaskan dengan logika. Kemudian, aku kembali berjalan sambil bersiul, namun yang ada hanyalah kegelapan yang saling berteru, semua tampak aneh, apa yang kulihat kini hanya kabur. Suara siulanku perlahan kini senyap.

Lalu, aku bertanya pada diriku … dari mana aku berasal? apakah aku berjasad ataukah hanya sebuah rasa? Dimana seharusnya aku berada? Apa arti bumi untukku? Jasad, Jiwa dan Ruh yang ada? Siapa mereka yang selalu menyapaku siang dan malam? Pertanyaan yang membuatku kebingungan karena aku adalah kebebasan.

Suatu hari aku kembali berjalan, sambil mendengarkan bunyi lonceng yang ada disekolahan itu, suaranya sangatlah nyaring, namun perlahan semuanya hilang entah kemana. Kerisauan yang kurasakan, kini menjadi bumerang untuk hati yang tadinya kosong, untuk jiwa dan otak yang merasa bebas. Kini aku mulai memperhatikan, tidak bertindak semaunya, mulai berfikir dengan apa yang sedang terjadi …

Satu persatu jawaban itu bermunculan selepas perjalanan panjangku, oksigen yang kuhirup menyadarkanku akan sebuah zat yang sungguh sangat bermanfaat untuk bernafas, air yang berjatuhan kebumi kini bisa kurasakan rasa dan aromanya, kekosongan itu kini mulai terisi secara perlahan, rasa bebas yang terikat kini sedikit terlepas dan membuatku tak merasa pengap, namun tetap saja aku tidak merasakan apa itu kebebasan ? …

Aku merasa hebat saat teori yang kubaca terlihat seperti fakta, aku merasa bangga apa yang kulakukan kini berbuah pujian … aku merasa tidak ada yang bisa menghalangi kemauanku untuk merasa bebas, aku merasa tidak ada yang bisa menghentikanku memakan ambisiku, perasaan sombong itu kuanggap sebagai hal yang baik, namun ternyata semuanya hilang seketika karena hal itu hanya tipu daya yang menyesatkan. Apa yang sebenarnya terjadi, aku kembali masuk kedalam lubang yang sama bahkan ini jauh lebih dalam, jauh lebih gelap, jauh dari bintang yang pernah kulihat, padangan kosong kembali menghantuiku.

Coba sekarang, pejamkan mata kalian, itu sama halnya dengan kondisiku saat itu, sekelilingku menjadi gelap seketika, sekelilingku menjadi sunyi jauh dari kebebasan, bahkan mungkin rutan terkejampun jauh lebih baik dari pada perasaan ini. Perasaan apa ini ? perasaan yang mempertanyakan segala macam pertanyaan, pertanyaan yang tak dapat dijawab oleh teori yang pernah kubaca, pertanyaan yang benar-benar merobek naruni, pertanyaan yang benar-benar menguras hati dan pikiranku.

Kulihat wujud diri dalam cermin, kulihat diriku dari ujung rambut sampai ujung kaki, semuanya begitu indah, semuanya begitu detail, dan penuh perhitungan, siapa yang membuat ini semua? bahkan tidak pernah ada seorang ilmuanpun yang dapat menciptakan sesuatu diluar batasnya, aku mulai kebingungan dan tak mengerti … apa ini?, apa ini ? …

Sembari semuanya terjadi, aku mendapat tamparan keras dalam hidupku, kebebasan itu kini membungkam semuanya, aku seperti melawan diriku sendiri, melawan rasa bebas, melawan rasa amarah yang menjadi cerminanku, siapakah dia? siapa yang menyamaiku, bahkan persis sekali denganku, aku tak percaya dia penuh dengan rasa benci dan amarah, apakah itu yang aku lakukan selama ini ? akupun kebingungan dan mebuat semuanya seolah tidak pernah terjadi …

Hinar binar dirinya kini menjadi-jadi, ada kekuatan besar yang menyerangku dan aku tak kuasa untuk melawannya, aku begitu lemah, karena aku tak pernah mau belajar dari banyak kesalahanku. Kini tak ada yang bisa aku lakukan, aku hanya diam dan terus dipukulinya, dicacimaki, dan diseru dengan amarah yang luar biasa.

Suatu ketika disaat aku tak mampu lagi menahan semuanya, ada kekuatan yang jauh lebih besar yang menolongku, disaat rasa pasrah ada dalam diriku, disaat rasa amarah sudah bisa kuredam, disaat rasa ikhlas dan sabar mensingkronkan logika dan daya khayal, disaat semuanya terpusat kepada satu pikiran, aku mempunyai Tuhan. Ia yang punya kuasa atas segalaNya, ia yang mempunyai kuasa atas jiwa, raga, hati dan pikiran. Ia yang membuat diri ini begitu sempurna, membuat semua yang kulihat begitu nyata.

Aku baru tersadar ternyata rasa bebas yang kurasa hanyalah semu belaka, kini cerminan yang aku lihat sudah berubah menjadi pribadi yang lebih baik, emosi yang mudah diredam seketika, berucap dengan tutur kata yang baik, dan batasan-batasan yang tak boleh kularang kini kupatuhi, dan aku kini melaksanakan kewajiban yang memang seharusnya kulakukan yaitu Beribadah kepadaNya. Pada akhirnya jiwa yang kosong kini terisi, rantai yang mengikat nadi telah hancur menjadi abu, rasa bebas yang sesungguhnya kini telah hadir. Kini aku percaya bahwa maksud dari kebebasan bukanlah bebas segalanya, terdapat aturan yang mengikat, terdapat benang merah yang tak dapat kulanggar, namun kini aku merasa sangat nyaman dengan semua apa yang dimaksud kebebasan.

Dalam hidup, ada hal yang diluar batas, akan muncul satu titik nyata yang dinamakan “pasrah”, setiap orang mungkin akan melawan cerminannya masing-masing, dengan cara yang berbeda mengatasi masalah yang ada, rasa pasrah itu akan mengenalkan raga pada nurani, mengetahui siapa diri, dan semakin mendekatkan diri pada Sang Pencipta, arti kebebasan sesungguhnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar